Kuliah Umum Ilmu Perikanan (Pemanfaatan Hasil Samping Perikanan: Teknologi Kolagen)

 

Kamis, 30 Mei 2024

Telah dilaksanakan kegiatan Kuliah Umum Ilmu Perikanan dengan tema, “Pemanfaatan Hasil Samping Perikanan: Teknologi Kolagen” di Ruang Rapat Besar Lt. 4 Fakultas Pertanian, Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Sindangsari.

Kuliah Umum diisi oleh Ibu Wulandari, S.Pi., M.Si. yang merupakan dosen dari Universitas Jambi. Beliau menyampaikan betapa pentingnya produk olahan perikanan mengingat produk olahan hewan darat yang penyebarannya terbatasi oleh aturan agama dan etnis tertentu, seperti Umat Islam yang tidak bisa mengonsumsi babi dan hewan yang tidak disembeli dengan cara Islami dan Umat Hindu yang tidak bisa mengonsumsi sapi karena pengagungan terhadap sapi sebagai hewan suci, sedangkan manfaat yang diperoleh dari keduanya dalam bidang makanan, obat, dan kosmetik sangat banyak. Oleh karena itu peluang memanfaatkan produk perikanan semakin besar, karena setelah diteliti lebih dalam ternyata produk olahan perikanan memiliki nilai pemanfaatan yang hampir sama besar dengan sapi dan babi. 

Salah satu hasil samping yang banyak dibutuhkan, baik di bidang makanan, obat-obatan, dan kosmetik adalah “kolagen”. Kolagen merupakan salah satu jenis hasil samping yang saat ini semakin banyak diminati, terutama oleh kaum wanita. Tidak hanya berfungsi sebagai suplemen untuk mengencangkan kulit, kolagen juga kerap kali digunakan untuk memudahkan penyerapan obat oleh tubuh. Namun saat ini bahan baku yang digunakan untuk dapat menghasilkan kolagen masih bergantung pada sapi dan babi. 

Berbagai penelitian menerangkan bahwa kolagen dapat diperoleh dari bahan baku kulit ikan. Tidak hanya mudah diperoleh, keunggulan lain dari memproduksi kolagen dari kulit ikan adalah ikan tidak dijadikan sebagai “hewan sengketa” bagi agama maupun etnis tertentu, tidak adanya penyakit menular pada ikan, dan hingga saat ini belum ditemukan adanya paparan ion logam berat di kulit ikan, sehingga diharapkan manfaat yang diberikan dapat lebih meluas daripada sapi dan babi.

Meskipun demikian, tantangan besar yang masih harus dialami oleh para peneliti adalah belum ditemukannya suhu yang tepat selama proses pembuatan kolagen dari kulit ikan. Kondisi ini terjadi karena adanya perbedaan karakteristik pada kulit hewan darat dan hewan air, sehingga penelitian mengenai kolagen dari kulit ikan masih perlu digalakkan.

Ibu Wulandari juga tidak lupa mengajak para mahasiswa kebidangan THP untuk mau ikut serta dalam upaya meningkatkan kualitas kolagen dari kulit ikan dengan menjadikannya sebagai topik untuk penelitian skripsi. Besar harapan semoga di kemudian hari ditemukan metode yang tepat untuk mengolah ikan menjadi kolagen maupun produk-produk sampingan lainnya, sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan produk yang akan dimanfaatkan.

(FAR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *